Sabtu, 15 Februari 2025

Real guntur 2249 mdpl (cibeureum - cikahuripan)

Disclaimer : kegiatan pendakian ini dilakukan di tahun 2016, draft dari catatan perjalanan ini tersimpan baik di draft blogger saya. dan baru di publish di februari 2025. dan saat tulisan ini publish, penulis baru tahu ternyata jalur cibeureum ini adalah jalur tidak resmi. jalur resmi adalah jalur guntur via Citiis dan via Cikahuripan.

============

Jumat 20 februari 2016

Sore itu, sepulang kerja saya packing beberapa peralatan.. hanya matras alu, peralatan makan, sleepingbag, satu setel pakaian ganti, jas hujan, dan sebuah jaket serta dua bungkus bihun instant sebagai logistik untuk mendaki gunung guntur. Bukan pengalaman pertama ke gunung ini, namun ajakan kali ini terlalu menggoda untuk ditolak. Mencoba mendaki guntur lewat sisi selatan - barat daya gunung ini yang merupakan bagian hutan lebat gunung guntur membuat saya penasaran.

Selepas isya, sayapun pamit (berat ya ternyata pergi sendiri ninggalin istri di rumah) kemudian pergi ke destinasi pertama malam ini yaitu teman seperjalanan saya, mamang A di gedebage. Rencana ke garut malam ini kami berdua menuju cileunyi kemudian menuju garut dengan bis (ga pernah mau naik elf pokonya).

jalur cibeureum, ditandai garis merah


Singkat cerita, sampailah di cileunyi, sebentar menunggu di exit tol kami menumpang bis primajasa cililiran - garut. Hampir separuh penumpang bis ini turun di cileunyi. Kursi deret tiga persis belakang pak sopir pun kami duduki agak tidak terlalu repot saat turun bis nanti. Kurang dari satu jam perjalanan, bis sudah tiba di meeting point, spbu warung tanjung. Walau bukan jalur citiis yang akan kami tuju, tapi kami harus menunggu rombongan dari jakarta, yaitu om F, om D, H, dan B (Initial aja ya, biar ga jadi artis dadakan).

Setibanya di warung tanjung, saya sempatkan beli makanan sekedar pengganjal perut. Banyak yg berubah sejak terakhir saya kemari dua tahun lalu. Baru saja nongkrong depan alfa 24 jam ini, saya sudah ditegor sama preman bertato berpakaian pemuda pancasila. Sebut saja asep codet.. hehe

Preman : a, kalo mau ke guntur mending langsung ke atas aja, di basecamp istirahat disini ga aman (di bikin agak2 ga jelas biar dikira lagi mabok)
Mamang A : oh iya, siap saya mau solat dulu di musholla (sambil cuek)

asep codet preman SPBU warung tanjung minta jatah, muahaha
Mamang A memang jagonya kalo menghadapi situasi begini. Saya cengo aja, agak sedikit jiper ketemu begini. Dulu sih aman2 saja, ga satupun muncul orang kayak gini di sekitaran spbu. Ya sudahlah soal ini saya ga akan cerita banyak, pokonya pipis aja ditagih kebersihan, padahal dia boro2 bersiin toiletnya. Trus para sopir pun tak luput dari persenan mamang calo ini kalo dapet penumpang.

==========
Sabtu 21 februari 2016
Pagi itu seluruh team sudah lengkap. Tujuan pertama yaitu rumah makan tanjung. tentu saja warung makannya belum buka, hehe kita ketok dan ibu yang jaga sepertinya sudah hafal sama kehadiran orang orang bertas besar ini. Terutama om F, doi langganan disini.. dan seperti biasa, jadi orang pertama yang makan. Pantes aja ibunya gak lupa.

Setelah puas sarapan (ga lupa bungkus buat di jalan nanti) kita ber-enam carter angkot buat antar ke titik awal gps. yg pasti bukan jalur citiis. Kali ini kami start dari cibeureum, melewati sisi barat daya guntur dengan hutan yang cukup lebat kalau dilihat dari citra satelit.

Empat puluh lima menit perjalanan dengan angkot, hanya dengan patokan gps. dan sampai di sebuah titik, satu kilometer lebih dari titik awal GPS, kami diturunkan di sebuah pertigaan jalan makadam. Mamang angkotnya mungkin sudah merasa ga sanggup lagi nganter lebih jauh, feeling nya enggak enak mau lanjut ke atas. 
Angkotnya balik kanan :(
Kita pun maklum dan kasih uang lebih sebagai ucapan terima kasih. Singkatnya kami turun, dan packing kembali, merapikan isi ransel agar lebih nyaman digendong. Acara doa mengawali perjalanan memohon kelancaran kepada Yang Maha Esa. Sekitar pukul 07.30 pagi kami mulai berjalan menyusuri ladang warga. Tanah berpasir khas gunung guntur mendominasi sebagian jalan. Hingga akhirnya kami tiba di jalan setapak yang cukup samar, petanda jalur ini sangat jarang dilewati. Sempat satu dua kali kebingungan mencari jalur hanya dengan patokan gps, kamipun akhirnya menemukan punggungan yang benar.
Perkebunan kopi khas daerah garut di kaki guntur

Tak jauh berjalan, kami mulai memasuki gerbang hutan di ketinggian 1600 mdpl. Single track masih cukup dapat diikuti walau rumput sudah sangat tinggi dan menutupi jalur yang akan dilewati di depan. gps pun selalu kita pantau saat jalur mulai samar, mungkin setiap 15 menit kita buka android handphone sambil memastikan kita berjalan di arah yang benar. Untuk menghindari gps error, dua buah gps android dengan software oruxmaps kita aktifkan.. plus satu gps garmin milik om D menjadi cadangan (cuma koordinat, tanpa peta kontur).
track guntur via cibeureum, lama tak terjamah

Pasukan Guntur, exclude saya

Track disini tidak terlalu terjal seperti jalur citiis, start saja sudah di ketinggian hampir 1500 mdpl, dan finish nya di 2170mdpl tempat camp di lembahan antara puncak 4 (puncak aspal) dan puncak 5 (puncak sejati guntur 2249mdpl) atau yang lebih terkenal sebagai puncak masigit. Perjalanan sebagian besar melewati lembahan, pantas saja tumbuhan di sepanjang track begitu rapat dan berembun. Sampe parno ketemu pacet..

Guntur punya pacet juga ternyata

Di ketinggian 1950mdpl kami sempat keheranan. Tiba-tiba kami menemukan jalur yang terbuka, berpasir,dan berair. Setelah jalan kira kira lima menit kami menemukan jalur setapak sebelah kiri jalur berpasir tersebut. Tanpa curiga kani melewatinya, hingga sampai di satu titik track nya putus oleh longsoran. Ternyata jalur berpasir yang kami lewati itu adalah bagian dari longsoran yang cukup panjang di bagian atasnya. Terpaksa kami putar balik dan melewati longsoran pasir itu. Dengan susah payah kami menanjak, sampai akhirnya kami dihadapkan pada ujung tebing yang longsor tersebut. Kebingungan sempat melanda team kami, ada yang mencoba lewat sisi kiri, dan sebagian lain mencoba sisi kanan nya. 3 meter di atas kami memang terlihat jalur setapak, namun kami tak bisa melewatinya. 
trek berpasir yang ternyata bagian bawah longsoran
Berhubung berat badan dan bawaan saya paling ringan, akhirnya saya berinisiatif memanjat gundukan pasir labil yang ada di sisi kanan longsoran. Perlahan sambil merangkak sedikit demi sedikit saya pun akhirnya dapat meraih rerumputan di atas. Alhamdulillah saya bisa naik. Sedikit melipir saya coba memantau jalur setapak yang terlihat, dan benar, jalur ini berbelok ke kanan menuju punggungan.
Dengan cepat saya kembali dan memberi kabar yang lain. 

longsoran, titik paling sulit dilalui di track ini

Dengan perlahan, satu persatu dapat naik ditarik dengan bantuan tali dan trekking pole. Yang paling repot dan terakhir naik ya om D, badan dan bawaannya bisa dibilang paling berat. Tetapi alhamdulillah semua bisa lewat dengan selamat.
Finally, kita berhasil menembus savanna Guntur

 Setelah melewati ketinggian 2000mdpl, trek mulai landai, sesekali menurun. Padang rumput yang luas menghiasi sepanjang jalur, indahnya pemandangan tanpa sadar membuat kami kehilangan jalur. Patokan arah tetap pada gps, dan jalur pun kami buat sendiri. Beruntung hanya rerumputan di depan kami. Dua buah undakan besar harus kami seberangi agar tiba di tempat camp.

savanna guntur sisi barat daya puncak masigit
 Separuh jalan menanjaki bukit di depan, jalur kembali longsor, tapi untungnya kita bisa melipir ke arah kiri longsoran. Dan kemudian, alhamdulillah.. segala puji bagi Allah SWT. Kami tiba di titik camp dengan view di 3 bukit kecil mengelilingi kami, puncak guntur sejati, kemudian puncak 4 dengan kawah aktifnya, serta bukit landai tempat alat sensor gunung guntur disimpan.
longsoran kedua yang kami temukan selepas savanna

Sore itu kami diguyur hujan, satu tenda kapasitas dua, dan tiga tenda single. Hanya kami yang buka camp disana, bercengkrama di dalam tenda. Kemudian kamipun tertidur
view dari savanna ke arah puncak GPS (paling kanan)
 

Minggu 21 februari 2016
Pagi itu, saya terbangun dengan sangat antusias setelah trip guntur sebelumnya hanya sampai puncak dua (puncak triangulasi guntur). Ada dua puncak yang ingin saya kunjungi sebelum pulang hari ini. Puncak bersensor gps, dan tentu saja puncak sejati guntur (gn. Masigit 2249mdpl). 
Puncak tertinggi Gn Guntur 2249 mdpl dengan kawah aktifnya


puncak aspal Guntur (puncak 4)
visual empat puncak guntur

Yang pertama jelas yang paling tinggi dulu, puncak sejati ini nggak punya jalur pendakian, jadi terpaksa kami nerabas saja ke atas. 15 menit dari tempat camp, akhirnya saya tiba di puncak sejati. Dari sini terlihat ke arah timur terdapat kawah aktif gunung guntur, dan agak ke selatan terlihat puncak 4, dan puncak 3 guntur. Samar terlihat beberapa orang sedang berdiri di atasnya.


Dari kejauhan terlihat cikuray dengan kontur puncaknya yg berbahu melambai dari kejauhan, komplek papandayan, asap dari kamojang dan daerah tinggi sendang drajat terlihat pula dari puncak sejati ini. Terdapat kaldera kawah mati di puncak ini, sama seperti kawah di puncak satu (puncak batu besar).
Puas bermain disini kamipun turun dan bergegas sarapan serta packing. Pukul 08.30 kami turun via jalur cikahuripan 
persimpangan jalur ke cikahuripan
pos 2 cikahuripan
longsoran di sebelah jalur cikahuripan
pos pendakian cikahuripan
persimpangan ke Gn putri
areal penambangan pasir mulai menjamur di jalur ini
truk pasir
truk pasir di perkampungan bawah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar