Cukup lama menggalau
dikarenakan SK dari padepokan sembalun yang tidak kunjung turun, akhirnya di
pertengahan februari kemarin datanglah ajakan dari seorang teman yang kangen
perosotan di guntur :p
Dikarenakan yang ajak
seorang perempuan dan berhubung saia belom pernah kesana, mau gak mau cari
temenan.. setelah dapet tanggal fix kemudian usaha japri sana sini dan akhirnya
terkumpullah 12 orang.
Singkat cerita berikut
itten kami pada trip kali ini
Jumat 22-02-14
21.00 : kumpul di
markas TNI rambutan
22.00 : naek bis
wanaraja, @40ribu
Sabtu 23-02-14
00.15 : padalarang
02.30 : pom bensin
warung tanjung
04.30 : solat subuh,
sarapan di seberang jalan
06.00 : dapet truk ke
atas @5ribu
07.15 : sampai di
tempat penambangan pasir
Ujian pertama gunung guntur yaitu naik truk pasir, serius baru abis sarapan langsung kocok perut, disarankan dikasih jeda antara waktu sarapan dan naik truk, daripada dapet jackpot.. wkwk
pom bensin warung tanjung, nice mesjidnya :) |
Ujian pertama gunung guntur yaitu naik truk pasir, serius baru abis sarapan langsung kocok perut, disarankan dikasih jeda antara waktu sarapan dan naik truk, daripada dapet jackpot.. wkwk
Nah.. dilanjut deh..
dari sini (batas galian) ketinggian sekitar 1100 mdpl,
setelah unload muatan dari truk kami briefing dulu dan berdoa meminta kelancaran dan keselamatan, dan pukul 07.30 kami mulai start jalan, sempet bingung cari jalur ke atas muter muter di daerah galian dan tanya warkamsi, dan kamipun menemukan jalur setapak ke atas akhirnya. Entah salah pilih jalur atau gimana kita ternyata ga masuk jalur ke citiis alias langsung skip ke trek guntur, kalo dilihat memang jalur yang kita ambil meleset 20 meteran dari jalur yang seharusnya, tapi tetep pede aja soalnya kalo nanjak kan samasama ke atas tujuannya, dan memang ada setapak yang cukup jelas. Cuma rombongan depan yang notabene lebih resing merasa galau dan melambat setelah setengah jam berjalan, curug yang mereka tuju tak kunjung terlihat, lha wong jalurnya aja salah :ngakaks
unload dari truk pasir |
setelah unload muatan dari truk kami briefing dulu dan berdoa meminta kelancaran dan keselamatan, dan pukul 07.30 kami mulai start jalan, sempet bingung cari jalur ke atas muter muter di daerah galian dan tanya warkamsi, dan kamipun menemukan jalur setapak ke atas akhirnya. Entah salah pilih jalur atau gimana kita ternyata ga masuk jalur ke citiis alias langsung skip ke trek guntur, kalo dilihat memang jalur yang kita ambil meleset 20 meteran dari jalur yang seharusnya, tapi tetep pede aja soalnya kalo nanjak kan samasama ke atas tujuannya, dan memang ada setapak yang cukup jelas. Cuma rombongan depan yang notabene lebih resing merasa galau dan melambat setelah setengah jam berjalan, curug yang mereka tuju tak kunjung terlihat, lha wong jalurnya aja salah :ngakaks
lereng guntur :( |
Sepanjang jalan masih
di dominasi oleh rerumputan tinggi dan sesekali cemara, jalur yang memang lebih
ramah dibandingkan dengan jalur yang seharusnya via curug citiis.
trek kerikil halus |
Mulai ketinggian
1700mdpl kemiringan trek mulai “lucu” semakin lama semakin landai, eh terjal
mungkin sekitar 30-40 derajat kemiringannya. Hingga sampai di sebuah batu besar
di ketinggian 1850 meter , kami regroup
disini karena seluruh team berceceran dan terpisah sesuai spek dengkul masing
masing, tercatat pukul 10.45 team pertama dari grupnya kk obet (indonesia
Adventure- maap kalo salah) tiba di batu besar, sambil kibarin bendera merah
putih sambil semangatin yang masih di bawah. Sampai pukul 11.20 seluruh team
lengkap ditandai oleh sweeper mendoan tiba di puncak batu besar. (gak kebayang
kalo yang ini ditaro di depan :nohope)
enggak usah worry apalagi galau soal signal disini.. sepanjang jalan menuju puncak signal tetep poll. bahkan sampe bisa chat di tenda
Setelah briefing sebentar mempertimbangkan cuaca dan lokasi camp akhirnya kita putuskan untuk coba buka tenda di puncak 2, tertinggal dua orang di batu besar itu kk darwin dan mamang mendoan yang lagi nanggung ngopi, kami tinggal saja dan sisanya melanjutkan jalan ke puncak dua. kami coba melalui jalur melipir tanpa melewati sisi kaldera guntur untuk menghemat kanvas dengkul.
Separuh perjalanan ke puncak geothermal itu hujan pun turun, dan serta merta angin kencang pun melanda setelah hujan mereda. Pukul 12.20 akhirnya kami tiba di puncak dua. Rencana buka tenda di sini kami urungkan karena cuaca yang sangat tidak mendukung.
puncak batu besar |
anti galau :p |
Setelah briefing sebentar mempertimbangkan cuaca dan lokasi camp akhirnya kita putuskan untuk coba buka tenda di puncak 2, tertinggal dua orang di batu besar itu kk darwin dan mamang mendoan yang lagi nanggung ngopi, kami tinggal saja dan sisanya melanjutkan jalan ke puncak dua. kami coba melalui jalur melipir tanpa melewati sisi kaldera guntur untuk menghemat kanvas dengkul.
korban tanjakan guntur |
Separuh perjalanan ke puncak geothermal itu hujan pun turun, dan serta merta angin kencang pun melanda setelah hujan mereda. Pukul 12.20 akhirnya kami tiba di puncak dua. Rencana buka tenda di sini kami urungkan karena cuaca yang sangat tidak mendukung.
Deru angin yang sangat
kencang memaksa kami berlindung di sebuah cerukan kecil yang hangat, di celah
bebatuannya keluar uap air hangat.. amazing pokoknya.
ngumpet di cerukan puncak dua |
Atas saran dari mamang
mendoan kami dihadapkan pada dua opsi yaitu lanjut puncak 3 atau turun kembali
ke bawah.. dan tentu saja turun ke
bawah haha.. ampuun mang
Setelah mantau sana
sini akhirnya kami camp tepat di bawah puncak dua dan di atas kaldera guntur dimana terdapat sedikit tanah landai, sedikit
menyesal ambil camp disini karena
ternyata tanahnya berupa batuan yang cukup keras untuk mematok tenda dan
menancapkan pasak.
Sambil panik juga
pasang tenda soalnya hujan kembali turun dengan derasnya, walhasil perabot
lenong di tas yang tak sempat masuk
tenda pun jadi korban. Basahhh semuahh
Bahkan tenda sebelah
pun tak sempat berdiri katanya salah ambil frame tendanya gak bisa berdiri,
akhirnya dibiarkan begitu saja diganjal
batu.
si koneng summertime :p |
Malam itu hujan cukup
deras dan angin kencang, kondisi yang sangat cocok untuk menguji ketangguhan
frame tenda berhubung tali temali tenda dan patok yang tak terpasang sempurna.
Sedikit cerita..
Esok paginya tenda yang tak sempat berdiri itu raib beserta frame dan seluruh patoknya tak bersisa, curiga juga soal kabar angin adanya tangan-tangan kreatif di guntur, rasanya sih tak mungkin tenda ini terbang terbawa angin. Mungkin bisa jadi atensi bagi teman teman yang mau kemari biar lebih aware dengan barang bawaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar